Kas Kecil,
adalah uang yang dicadangkan oleh perusahaan untuk membayar pengeluaran yang sifatnya rutin tapi jumlah rupiahnya relative kecil
Petty Cash memiliki beberapa karakteristik yaitu :
Jumlahnya dibatasi tidak lebih atau tidak kurang dari suatu jumlah tertentu yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Tentunya masing-masing perusahaan menetapkan jumlah yang berbeda sesuai dengan sekala operasional perusahaan
Dipergunakan untuk mendanai transaksi kecil yang sifatnya rutin setiap hari
Metode Pencatatan Kas Kecil
Imprest Fund System (Sistem Dana Tetap)
Di dalam metode ini jumlah dalam rekening kas kecil selalu tetap, yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kas kecil untuk membentuk dana kas kecil. Oleh kasir kas kecil, cek tadi diuangkan ke bank dan uangnya digunakan untuk membayar pengeluaran - pengeluaran kecil. Setiap kali melakukan pembayaran kasir kas kecil harus membuat bukti pengeluaran. Apabila jumlah kas kecil tinggal sedikit dan juga pada akhir periode, kasir kas kecil akan minta pengisian kembali kas kecilnya sebesar jumlah yang sudah dibayar dari kas kecil. Dengan cara ini jumlah uang dalam kas kecil kembali seperti semula. Pengisian kembali pada akhir periode perlu dilakukan agar biaya-biaya yang sudah dibayar dari kas kecil bisa dicatat karena dalam sistem imprest pengeluaran kecil baru dicatat pada saat pengisian kembali.
Pada waktu meminta pengisian kembali, kasir kas kecil akan menyerahkan bukti bukti pengeluaran dan menerima cek sebesar pengeluaran yang sudah dibayar. Pengisian kembali ini dicatat dengan mendebit rekening yang sesuai untuk masing-masing pengeluaran yang dasarnya, adalah bukti-bukti pengeluaran dan kreditnya kas. Dengan cara ini saldo rekening kas kecil tidak akan berubah Yang membuat jurnal adalah bagian akuntansi.
Kasir kas kecil bertanggung jawab atas uang yang diserahkan kepadanya. Apabila sebagian dari kas kecil sudah digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran maka bukti pengeluaran harus disimpan bersama dengan sisa uang yang ada dalam peti kas (cash box). Untuk menjaga agar dana kas kecil bisa memenuhi tujuannya, maka kas kecil tidak diperbolehkan untuk digunakan sebagai tempat penukaran cek-cek dari pegawai. Apabila diperbolehkan maka kas kecil akan berubah fungsinya sebagai tempat meminjam uang. Untuk mengetahui sisa uang yang ada dalam kas kecil, kasir kas kecil bisa membuat catatan kas kecil. Tetapi perlu diketahui bahwa catatan kasir kas kecil tadi bukannya buku jurnal tetapi merupakan catatan intern untuk kasir kas kecil.
Prosedur akuntansi untuk dana kas kecil dengan sistem imprest dijelaskan adalah dalam ilustrasi sebagai berikut:
PT Abdi Jaya pada tanggal 1 Desember 2011 membentuk dana kas kecil sebesar Rp100.000,00. Pengeluaran kas kecil sampai tanggal 19 Desember 2011 sebesar Rp 90.000,- dengan rincian sebagai berikut:
Pada tanggal 19 Desember 2010 dilakukan pengisian kembali sebesar Rp 90.000,-. Mulai tanggal 20 Desember sampai dengan 31 Desember 2011 pengeluaran kas kecil sebesar Rp 80.000,- dengan rincian sebagai berikut:
Biaya angkut Rp 15.000,-
Biaya listrik Rp 17.000,-
Biaya telepon Rp 28.000,-
Biaya supplies kantor Rp 30.000,-
Pada tanggal 19 Desember 2010dilakukan pengisian kembali sebesar Rp 90.000,-. Mulai tanggal 20 Desember sampai dengan 31 Desember 2008 pengeluaran kas kecil sebesar Rp80.000,- dengan rincian sebagai berikut:
Biaya kirim penjualan Rp 25.000,-
Langganan surat kabar Rp 4.750,-
Biaya rapat dan pertemuan Rp 30.850,-
Biaya cetak formulir Rp 19.000,-
Transaksi-transaksi tersebut akan dicatat dalam buku jurnal sebagai berikut:
2011
01 Desember
Dana kas kecil Rp 100.000,-
Kas Rp 100.000,-
19 Desember
Biaya Angkut Rp 15.000,-
Biaya listrik Rp 17.000,-
Biaya telepon Rp 28.000,-
Biaya supplies kantor Rp 30.000,-
Kas Rp 90.000,-
31 Desember apabila dilakukan pengisian kembali kas kecil, maka jurnalnya sebagai berikut:
Biaya kirim penjualan Rp 25.000,-
Koran, majalah dll Rp 4.750,-
Biaya rapat Rp 30.850,-
Biaya cetah Rp 19.000,-
Kas kecil Rp 80.000,-
Apabila pada tanggal 31 Desember 2008 tidak dilakukan pengisian kembali maka kas kecil jumlahnya tinggal Rp20.000,- dan yang Rp80.000,- sudah dikeluarkan untuk membayar biaya-biaya. Karena tidak dilakukan pengisian kembali maka biaya-biaya sejumlah Rp 80.000,- tersebut belum dicatat. Oleh karena itu pada tanggal 31 Desember 2008 dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Biaya kirim penjualan Rp 25.000,-
Koran, majalah dll Rp 4.750,-
Biaya rapat Rp 30.850,-
Biaya cetak Rp 19.000,-
Kas kecil Rp 80.000,-
Pada hari kerja pertama tahun berikutnya yaitu tanggal 2 Januari dibuat jurnal penyesuaian kembali. Jurnal penyesuaian kembali ini dibuat agar saldo rekening kas kecil kembali seperti semula dan pengisian kembali kas kecil berikutnya bisa dicatat dengan cara yang sama seperti jurnal pengisian kembali sebelumnya. Jurnal penyesuaian kembali yang dibuat tanggal 2 Januari 2012 sebagai berikut:
Kas kecil Rp 80.000,-
Biaya kirim penjualan Rp 25.000,-
Koran, majalah dll Rp 4.750,-
Biaya rapat Rp 30.850,-
Biaya cetak Rp 19.000,-
Jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2011 mengakibatkan saldo rekening kas kecil berubah, tetapi perubahan ini dikembalikan lagi pada tanggal 2 Januari 2012 dengan pembuatan jurnal penyesuaian kembali. Perubahan saldo rekening kas kecil dapat juga terjadi jika ada penambahan atau pengurangan jumlah kas kecil. Contoh pada ilustrasi sebelumnya kas kecil Rp100.000,- dirasakan terlalu besar dan diputuskan untuk menurunkan jumlahnya menjadi Rp75.000,- Penurunan jumlah kas kecil ini dijurnal sebagai berikut:
Kas Rp 25.000,-
Kas kecil Rp 25.000,-
Atau sebaliknya jika jumlah kas kecil Rp100.000,- dirasakan terlalu kecil dan diputuskan untuk menambahnya menjadi Rp150.000,00 maka jurnalnya sebagai berikut:
Kas kecil Rp 50.000,-
Kas Rp 50.000,-
Sesudah jurnal untuk menambah atau mengurangi kas kecil di atas dibukukan ke dalam rekening kas kecil maka rekening kas kecil akan menunjukkan saldonya yang baru.
Fluctuation Fund System (Sistem dana Berubah)
Dalam metode fluktuasi pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam metode imprest. Perbedaannya dengan metode imprest adalah dalam metode fluktuasi saldo rekening kas kecil tidak tetap, tetapi berfluktuasi sesuai dengan jumlah pengisian kembali dan pengeluaran-pengeluaran dari kas kecil. Kalau dalam metode imprest pencatatan terhadap pengeluaran-pengeluaran kas kecil baru dilakukan pada saat pengisian kembali, dalam metode fluktuasi setiap terjadi pengeluaran uang dari kas kecil langsung dicatat. Jadi buku pengeluaran kas kecil mempunyai fungsi sebagai buku jurnal dan menjadi dasar untuk pembukuan ke rekening-rekening buku besar. Karena pencatatan dilakukan setiap kali terjadi pengeluaran, maka rekening kas kecil akan dikredit sebesar jumlah yang dikeluarkan. Pada saat pengisian kembali rekening kas kecil didebit sebesar uang yang diterima. Untuk memudahkan pemahaman dilustasikan sebagai berikut: PT Unggul Selalu membentuk dana kas kecil sebesar Rp100.000, pada tanggal 1 Desember 2011.
Transaksi-transaksi pengeluaran kas kecil sebagai berikut:
2011
02 Desember : Membayar langganan harian Kedaulatan Rakyat Rp 7.200,-
03 Desember : Membayar biaya angkut pembelian bahan Rp45.000,-
04 Desember : Membeli buku-buku, tinta dll untuk administrasi sebesar 17.800,-
07 Desember : Membayar rekening listrik sebesar 14.000,-
10 Desember : Dana kas kecil diisi kembali sebesar 75.000,-
Dengan menggunakan metode fluktuasi transaksi-transaksi di atas dicatat dengan jurnal-jurnal sebagai berikut:
01 Des Kas kecil Rp 100.000,-
Kas Rp 100.000,-
02 Des Koran, majalah dll Rp 7.200,-
Kas kecil Rp 7.200,-
03 Des Biaya angkut pembelian Rp 45.000,-
Kas kecil Rp 45.000,-
07 Des Biaya supplies Rp 17.800,
Kas kecil Rp 17.800,
09 Des Biaya listrik Rp 14.000,-
Kas kecil Rp 14.000,-
10 Des Kas kecil Rp 75.000,-
Kas Rp 75.000,-
Ada juga latihan soal untuk materi Kas Kecil, bisa anda unduh Di sini
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment